Rabu, 03 Juli 2013

PEMBANGUNAN BELUM MERATA TIMBULKAN KESENJANGAN GENDER

Mataram-Gugus Tugas Traficking .org-sudah saatnya laki-laki dan perempuan disetarakan dalam bidang pembangunan-Faktor budaya dan pemahaman agama yang keliru menjadi penyebab utama masalah ketimpangan gender di NTB.terang gubernur pada saat acara Advokasi kementerian PP dan PA di Pendopo Gubernur.
Pemerintah mengakui upaya perbaikan kedudukan dan peran perempuan Indonesia dalam dua dasawarsa ini berjalan sangat lambat. Pendekatan pembangunan belum secara merata dinikmati perempuan dan laki-laki (tidak representative gender)" Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesenjangan tersebut adalah gender empowerment measurement (GEM-kualitas perempuan) dan gender related development index (GDI-kesetaraan gender) yang masih rendah. Padahal kedua index tadi sangat berpengaruh pada capaian indeks pembangunan manusia (IPM).
IPM Indonesia saat ini berada pada pringkat ke-111 dari 177 negara. GDI berada pada peringkat 80 dari 144 negara. Sedangkan di level ASEAN, baik IPM dan GDI Indonesia berada di urutan 7 dari 10 negara, bahkan masih berada di bawah Vietnam.

"Data menunjukan kualitas hidup perempuan kita masih rendah. Selama kualitas rendah maka kualitas bangsa juga ikut rendah," tuturnya.
Perlu dipahami oleh pemangku jabatan di daerah bahwa, peningkatan kualitas hidup perempuan otomatis bakal mendorong tingkat pendidikan anak, kesehatan anak dan ekonomi keluarga.
"Karena itu menjadi kewajiban pemerintah untuk memastikan perempuan dan laki-laki mendapatkan manfaat dari pembangunan," sebutnya.

Pada kesempatan itu, Zainul Madji Gubernur NTB mengakui kualitas perempuan di NTB masih belum menggembirakan. Hal itu ditunjukkan antara lain dengan angka melek huruf perempuan yang lebih rendah (74,5%) yang dari laki-laki (87,5%). Rata-rata lama sekolah perempuan juga masih tertinggal dari laki-laki.
Faktor budaya dan pemahaman agama yang keliru menjadi penyebab utama masalah ketimpangan gender di NTB. "Untuk masalah penyadaran agama, kita selalu melakukan pendekatan pada para tuan guru (ulama) untuk memberi pengarahan," jelas Zainul.

Di bidang ketenagakerjaan, sumbangan pendapatan laki-laki di NTB memang lebih besar (69,4%) dibanding perempuan (30,59%). Sebagian besar perempuan di NTB terpaksa bekerja menjadi TKW di luar negeri khususnya negara Timur Tengah.
Pemprov NTB sendiri mengaku sudah berupaya agar partisipasi dan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan dapat terus ditingkatkan.
"Kendati jumlahnya tidak besar, pada 2011 kita sudah mengaggarkan Rp.800 juta guna program pemberdayaan perempuan di sini," tutupnya.(SBR)

sumber " http://www.gugustugastrafficking.org/index.php?option=com_content&view=article&id=1743:pembangunan-belum-merata-timbulkan-kesenjangan-gender&catid=137:info&Itemid=181

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...